Kenapa desa waerebo ini disebut diatas awan?? karena ketinggian desa ini berada pada ketinggian 1200mdpl,cukup tinggi juga yaa...
Memulai perjalanan kedesa ini dari desa denge,jarak tempuh dari desa denge ke kampung waerebo sekitar 4km an,dan saran saya kalau bisa start nya mulai pagi hari karena jika berangkat siang hari, terik sinar matahari terlalu panas.Rute trekkingnya tidak terlalu curam,jalan cukup lebar dan hutannya juga rimbun.
Pada saat trekking,saran saya pakai sepatu/sandal gunung sih,dan kalau bisa gunakan kaos kaki,karena jika udara lembab banyak binatang lintah.Setiap perhentian di Pos ,pasti ada pesan yang disampaikan kepada setiap pengunjung,sebagai "alert" agar tetap menjaga kelestarian alam salah satunya tidak membuang sampah sembarangan,oia ini narsis saya dan sahabat saya saat berhenti disimpang pos pertama :
pos pertama |
Kalau penasaran gimana jalur trekkingnya seperti apa,cekidot gbr dibawah ini
Tiba didesa waerebo,jangan pernah narsis atau mengambil foto dulu sebelum meminta ijin kepala sukunya,guide kami pernah bercerita ada pengunjung mengabaikan peraturan ini,akibatnya gak tau kenapa tiba tiba hp pengunjung tbs langsung padam dan tidak bisa hidup kembali,percaya atau tidak, saat itu saya dan teman teman nurut aja perintah dari guide kami dan lebih memilih mematuhi adat istiadat di desa tsb contohnya dilarang berteriak,menggunakan pakaian yang sopan,melakukan upacara adat penghormatan leluhur dulu sebelum melakukan aktifitas dikampung,dan masih banyak lagi.
Semua peraturan tersebut sudah dipajang didepan sebelum memasuki desa waerebo
"rambu rambu"yang harus dipatuhi |
Nah,seperti yang saya ceritakan tadi,sebelum beraktivitas didesa tsb,kita harus melakukan upacara adat penghormatan leluhurnya,jadi guide kita yang meminta ijin kepada kepala sukunya,saya sempat merekam sebentar video upacara adat tsb itu seperti apa
Selesai upacara adat,akhirnya kita bisa diijinkan untuk melakukan aktifitas didesa waerebo,
Desa waerebo memiliki 7 rumah kerucut, dan kita menginap (homestay) di salah satu 7rumah kerucut tsb bergabung dgn turis lainnya,kebanyakan bule sih yang datang kemari,dan kalau kita bermalam (homestay) didesa tsb dikenakan by per malam nya Rp.300.000 tapi kalau tidak menginap dikenakan biaya Rp.100.00 sbg biaya retribusi.
Desa Waerebo juga dinobatkan oleh UNESCO sebagai Asia-Pacific Heritage Award for Cultural Heritage,oia bagi penikmat kopii seperti saya ,biji kopi didesa ini juga sudah terkenal ,selain itu buah markisa didesa ini juaranya,jadi kalau kamu kemari, ngopi dan mencicipi buah markisa wajib dicoba!!
Isi dalam rumah kerucut ini,tidak pakai sekat,tidak ada dinding,bentuknya seperti lingkaran jadi tempat tidur,ruang makan,ruang tamu semuanya disatukan,bentuknya seperti ini :
Jam sarapan,makan malam disini ontime,termasuk coffee breaknya,dan sebelum tidur kita diceritakan asal usul desa tsb.
Pagi harinya sebelum beranjak pulang,nyempetin narsis dulu...
Kesan yang saya dapat saat berkunjung kemari " tenang, nyaman, penduduknya ramah banget,senyumnya tulus,udaranya bersih,"
Berhubung saya kerja dibagian customer service,paling tidak saya mendapatkan lesson learn saat berkunjung kemari salah satunya mengembangkan kepribadian saya untuk meningkatkan berinteraksi dengan orang lain dengan lebih baik.